BAB
I
Konsep
Bimbingan dan Konseling
A.
Konsep
Bimbingan Penyuluhan
1.
Pengertian Bimbingan Penyuluhan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli
bidang bimbingan dan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda.
Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti
bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada individu (konseli) agar dengan potensi yang
dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang
lebih baik.[1]
Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang
dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri
dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.[2]
Sementara pengertian lainmendefinisikan bahwa
bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan
hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94),
mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu
untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.[3]
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa
bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuanyang dilakukan oleh
orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami
diri sendiri,menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan,
memilih, menentukan dan menyusun rencanasesuai dengan konsep dirinya dan
tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.[4]
2. Tujuan
Bimbingan Penyuluhan
Diadakannya suatu bimbingan terhadap seorang
konseli, mempunya berbagai tujuan, meliputi tujuan umum dan tujuan khusu.
Tujuan umum di adakannya suatu bimbingan adalah
sebagai berikut[5]
:
a. Konseli
diharapkan dapat merencanakan kegiatan penyelesaian dari suatu yang dikerjakan,
perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
b. Mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya.
d. Memahami
diri, lingkungan dan arah perkembangannya.
e. Memiliki
produktifitas dan kesejahteraan hidup.
f. Mengatasi
hambatan serta kesulitan yang dihadapi salam study, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat atau pun lingkungan kerja.
Secara khusus bimbingan bertujuan untuk membantu
konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.
a. Tujuan
bimbingan terkait aspek pribadi-sosial konseli
1. Memiliki
komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, Sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki
sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki
pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu
meresponnya secara positif.
4. Memiliki
pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
5. Memiliki
kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
6. Bersikap
respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
7. Memiliki
rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.
8. Memiliki
kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama
manusia.
9. Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam
diri sendiri) maupun dengan orang lain.
10. Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
b. Tujuan
bimbingan terkait aspek akademik
1. Memiliki
kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2. Memiliki
sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3. Memiliki
motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4. Memiliki
keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
5. Memiliki
keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang
berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6. Memiliki
kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
c. Tujuan
bimbingan terkait aspek karir
1. Memiliki
pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
2. Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan
kompetensi karir.
3. Memiliki
sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan
sesuai dengan norma agama.
4. Memahami
relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan.
5. Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
7. Dapat
membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang
konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan
tersebut.
8. Mengenal
keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu
karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu,
maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan
apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
9. Memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
3. Fungsi
Bimbingan Penyuluhan
Kegiatan bimbingan penyuluhan, pada dasarnya
mempunyai fungsi untuk[6] :
Fungsi
Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman
ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi
Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan
upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya.Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan
kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak
diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan
obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas.
Fungsi
Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan konseli.Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam
upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan
yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi
kelompok atau curah pendapat(brain storming), home room, dan karyawisata.
Fungsi
Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir.Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan
remedial teaching.
Fungsi
Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program
studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi
ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di
luar lembaga pendidikan.
Fungsi
Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai
mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan
pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
Fungsi
Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi
Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir,
berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi
(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat,
rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka
kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
Fungsi
Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
Fungsi
Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan
fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan
fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli
4. Prinsip
Bimbingan Penyuluhan
Dalam kegiatan bimbingan, konselor harus menerapkan
prinsip-prinsip yang harus dipegang agar
proses bimbingan berjalan sesuai dengan hasil yang di harapkan tanpa ada
masalah pada yang terjadi baik pada diri klien maupun konselor sendiri. Ada pun
prinsip tersebut di antaranya adalah[7] :
a. Bimbingan
dilakukan untuk semua individu
Bimbingan
dapat diberikan kepada semua individu dari segala umur sesuai dengan jenis dan
sifat permasalahan yang dihadapinya.
b. Bimbingan
adalah system demokratis
Bimbingan
merupakan tindakan yang demokratis, tidak ada paksaan dari pihak mana pun atau
berlakunya system otoriter.
c. Bimbingan
menekankan pada pandangan yang positif
Maksudnya,setelah
individu menerima bimbingan dari seorang konselor, diharapkan ke dengan
usahanya sendirimampu mencukupi perkembangan yang optimal.
d. Bimbingan
adalah usaha bersama
Bimbingan
tidak dapat dilakukan sendiri oleh konselor, tetapi antara klien dan konselor
harus mempunyai prinsip yang sama, pandangan yang sama, dan harapan yang sama
atas masalah yang dialami klien.
e. Pengambilan
keputusan adalah bagian yang esensial dalam bimbingan
Bimbingan
diarahkan membantu individu untuk membuat keputusan yang diambilnya atas dasar
kecakapan dan tanggung jawab sendiri.
f. Bimbingan
merupakan usaha untuk membantu perkembangan individu secara optimal.
g. Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya
sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
h. Hendaknya
bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
i.
Bimbingan diarahkan pada individu
dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri.
j.
Masalah yang dapat diselesaikan
oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga hendaknya diserahkan kepada ahli atau
lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
k. Bimbingan
dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan
dibimbing.
l.
Bimbingan harus luwes dan
fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
m. Program
bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program
pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
n. Hendaknya
pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam
bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan
yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.
o. Hendaknya
melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil dan
pelaksanaan program (Nur Ihsan, 2006 : 9).[8]
B.
Konsep
Konseling
1. Pengertian
konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan
secara tatap muka antarab dua orang,dimana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.
Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 :
101).[9]
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa
konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang
terlatih dengan klien.[10]Hubungan ini biasanya
bersifat individual atau seorang-seorang, dirancang untuk membantu klien
memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga
dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya dan dapat merubah pola sikap
dan tingkah pada diri konseli.[11]
2. Tujuan
konseling
Tujuan di adakannya kegiatan konseling oleh konselor
adalah[12] :
a. Mewujudkan
potensi diri pribadinya secara optimal, baik untuk kepentingan dirinya sendiri
maupun masyarakat.
b. Menyesuaikan
diri pribadinya dengan tuntutan lingkungan disekitarnya.
c. Memecahkan
persoalan pribadi baik yang bersifat akademik maupun non akademik atau
permasalahan lainnya yang dihadapi secara realistis.
d. Mengambil
keputusan-keputusan mengenai berbagai pilihan alternatif pemecahan masalah
secara rasional.
e. Melaksanakan
keputusan secara konkrit dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah
ditetapkan.
f. Menyusun
rencana pribadi untuk masa depan yang lebih baik.
g. Merubah
sikap dan perbuatan konseli.
3. Fungsi
konseling
Fungsi kegiatan konseling antara lain meliputi :
a. Fungsi
pemahaman individu
Konseling membantu konseli di dalam mepahaman-pemahaman
individu, baik individu (diri sendiri ) maupun individu lain (orang lain).
Pemahaman konseli terhadap diri sendiri sering kali terasa sulit, maka sebelum
sampai ke arah sana pertana-tama konselorlah yang harus berusaha memahami
kondisi, kemampuan dan sifat-sifat konseli. Atas dasar hasil pemahaman ini,
konselor membantu konseli dalam memahami dirinya.
b. Fungsi
pencegahan dan pengembangan
Konseli atau klien memiliki potensi dan sifat-sifat.
Potensi dan sifat-sifat tersebut dapat berkembang ke arah yang positif atau pun
negative. Proses konseling dapat di ibaratkan sebuah mata uang yang bermuka
dua, satu muka adalah berfungsi mencegah perkembangan kea rah negative
(destruktif) dan sisi muka yang lainnya berperan untuk mendorong perkembangan
kea rah yang positif (konstruktif).
c. Fungsi
membantu penyesuaian diri
Perkembangan dan kehidupan individu berintikan
penyesuaian diri, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.
Masalah atau kesulitan akan timbul bila individu tidak bisa atau salah
menyesuaikan diri. Agar perkembangan individu lancar dan dapat menikmati
kesejahteraan hidup, maka ia harus dapat menyesuaikan diri, mencari keserasian
atau keharmonisan dengan segala tuntutan dan kondisi baik dari dalam dirinya
mau pun dari luar dirinya.[13]
4. Prinsip
konseling
A. Prinsip
umum
a. Konseling
merupakan suatu proses bantuan yang berlangsung dalam situasi antara dua
individu.
b. Konseling
merupakan suatu pelayanan yang professional.
c. Konseling
diarahkan pada perubahan sikap dan perilaku pada diri konseli.
d. Konseling
di pusatkan pada masalah dan kebutuhan klien.
e. Konseling
yang baik adalah yang dihasilkan dari keputusan klien sendiri.
f. Konseling
hendaknya didasarkan pada prediksi yang saksama dari konselor.
B. Prinsip
khusus
a. Prinsip-prinsip
yang berkenaan dengan sasaran layanan
1. Melayani
semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status
social.
2. Memperhatikan
tahapan perkembangan.
3. Perhatian
adanya perbedaan individu dalam layanan.
b. Prinsip-prinsip
yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu
1. Menyangkut
pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh
lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
2. Timbulnya
masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan
budaya.
c. Prinsip-prinsip
yang berkenaan dengan program pelayanan Konseling
1. Bimbingan
dan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu,
sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan
dan pengembangan diri peserta didik.
2. Program
bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik maupun lingkungan.
3. Program
bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap
perkembangan individu.
4. Program
pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian hasil layanan.
d. Prinsip-prinsip
yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
1. Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya
mampu secara mandiri membimbing diri sendiri.
2. Pengambilan
keputusan yang diambil oleh klien hendaknya
atas kemauan diri sendiri.
3. Permaslahan
individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan
individu.
4. Perlu
adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan
permasalahan individu.
5. Proses
pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh
hasil pengukuran dan penilaian layanan.
[1]Abu Ahmadi, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.
Rhineka Cipta. Jakarta.hal. 1
[2]Prayitno, pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah, Ghalia.Jakarta. Hal. 99
[3]http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling
[4]http://wahid07.wordpress.com/2011/02/08/pengertian-fungsi-prinsip-serta-asas-dalam-bk
[5]http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/tujuan-bimbingan-dan-konseling
[6]http://ekstensibk.blogspot.com/2010/04/tujuan-fungsi-asas-dan-prinsip.html
[7]http://ekstensibk.blogspot.com/2010/04/tujuan-fungsi-asas-dan-prinsip.html
[8]Nur Ihsan, bimbingan komperhensif : model bimbingan dan
konseling di sekolah menengah umum. Hal. 9
[9]Prayitno, pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah, Ghalia.Jakarta. Hal. 101
[10] Jones, Principle Og Guidance, Mc
Graw-Hill. Tokyo. Hal. 11
[11]http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling
[12]
http://p0erw0s.wordpress.com/fungsi-dan-tujuan
[13]Nana Syaodih Sukmadinata,
landasan psikologi proses pendidikan,
remaja rosdakarya, bandung. Hal 237
PENGERTIAN, PERANAN DAN PREDIKSI
CLOUD KOMPUTING MASA DEPAN
1. Pengertian
Cloud Computing
Komputasi
awan (Cloud Computing) adalah di mana informasi secara permanen tersimpan di
server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna atau
client seperti desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld,
sensor-sensor, monitor dan lain-lain. Cloud Computing (Komputasi awan) adalah gabungan pemanfaatan
teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis Internet (awan).
Awan
(cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan
di diagram jaringan komputer. Komputasi awan (Cloud Computing) adalah suatu
konsep umum tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas mencakup SaaS, Web
2.0 dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan
kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum
secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak
dan data yang tersimpan di server.
Sebagaimana
awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi
dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda
komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai
suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat
Internet (di dalam awan) tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli
dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang
membantunya.
Cloud computing pada dasarnya adalah
menggunakan Internet-based service untuk men-support business process.
Kata-kata “Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan
untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud). Cloud computing adalah gabungan pemanfaatan
teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’).
Cloud/awan merupakan metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering
digambarkan di diagram jaringan computer, awan (cloud) dalam Cloud Computing
juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya
adalah suatu moda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi
disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat
mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa pengetahuan tentangnya,
ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang
membantunya. Menurut jurnal yang dipublikasikan IEEE.
Internet
Computing / Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara
permanen tersimpan di server internet dan tersimpan secara sementara di
komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor
dan lain-lain.
Cloud
Computing” secara sederhana adalah “layanan teknologi informasi yang bisa
dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet”.
Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren
teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa
ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna.
Sebagai contoh, Google
Apps menyediakan aplikasi bisnis umum
secara sharing yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak
dan data yang tersimpan di server.Wikipedia mendefinisikan cloud computing
sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server digunakan bersama
untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan data pada komputer atau
perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik.
Gartner
mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI
yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan
menggunakan teknologi Internet.”Forester mendefinisikannya sebagai “standar
kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur,
yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan
bayar-per-pemakaian”.
Agar
lebih mudah membayangkan skema Cloud Computing, silahkan lihat ilustrasi
berikut:
2. Peranan
Cloud Computing Bagi Kehidupan
Dizaman
yang serba mesin sudah tidak heran jika tenaga manusia terbantu dengan adanya
jasa dari berbagai mesin yang berada berbagai tempat dan keadaan.
Berbagai
lini kehidupan sudah melibatkan pemanfaatan cloud computing, seperti:
a.
Bidang
Jassa
Berbagai took on line telah beredar didunia maya dan memang
dirasakan keuntungannya, yaitu irit tenaga, irit biaya dan keuntungannya jauh
lebih besar.
b.
Bidang
Keamanan dan Pertahanan
Berbagai Negara telah memanfaatkan fungsi dari cloud
computing sebagai media pembantu pertahanan keamanan negaranya. Karena
manfaatnya yang luar biasa. Cloud computing hampir digunakan oleh tiap Negara
didunia.
3. Prediksi
Cloud Computing Dimasa Depan
Terlepas
dari segala macam kontroversinya, boleh diakui masyarakat masa kini tak bisa
lepas dari internet. Internet bisa menguntungkan namun terkadang bisa juga
merugikan. Empat puluh tahun sejak ditemukan, internet terus berevolusi.Berikut
di bawah ini adalah 10 prediksi para ahli mengenai evolusi internet dan
bagaimana internet berubah dalam beberapa dekade ke depan.
A. Semakin banyak orang menggunakan
internet.
Berdasarkan
data dari Internet World Stats (IWS), total pengguna internet di dunia saat ini
telah mencapai 1,7 miliar orang. Coba bandingkan dengan keseluruhan populasi
masyarakat seluruh dunia yang berjumlah 6,7 miliar orang. Tak diragukan lagi,
pada 2020 akan semakin banyak orang yang akan memiliki akses internet. National
Science Foundation bahkan memprediksi bahwa pengguna internet akan membludak
hingga lima miliar orang.
B. Internet kian melenyapkan batas
geografis
Pertumbuhan
internet pada 10 tahun ke depan sebagian besar akan datang dari negara-negara
berkembang yaitu di wilayah-wilayah yang saat ini dinilai memiliki tingkat
penetrasi internet sangat rendah. Menurut IWS, wilayah potensial tersebut
diantaranya Afrika yang saat ini memiliki penetrasi internet sebesar 6,8
persen, Asia 19,4 persen dan Timur Tengah dengan persentase 28,3 persen. Tren
ini berarti bahwa pada 2020 internet tak hanya akan menjangkau daerah terpencil
di seluruh dunia tetapi juga 'meleburkan' penduduk dari berbagai negara.
C. Internet lebih dari sebuah
jaringan, tak lagi sekedar komputer
Berdasarkan
data CIA World Factbook 2009, saat ini internet ada 575 juta komputer yang
terkoneksi internet. Badan survei lainnya, NSF memprediksi bahwa dalam beberapa
tahun mendatang, koneksi internet tak hanya akan didapat melalui komputer,
miliaran gedung pun akan memungkinkan kita untuk berkoneksi dengan dunia maya.
Para pengamat memperkirakan jumlah gedung yang terkoneksi internet akan lebih
banyak ketimbang jumlah pengguna internet itu sendiri.
D. Internet
akan membawa konten berkapasitas exabytes bahkan zettabytes
Para
ahli menyebut istilah 'exaflood' untuk menunjuk pertumbuhan jumlah data yang
sangat cepat, yang ditransfer melalui Internet. Cisco memperkirakan di 2012
trafik internet global akan naik hingga 44 exabytes per bulan, dua kali lipat
dari trafik internet sekarang.
E. Internet akan semakin wireless
Jumlah
pelanggan broadband mobile di dunia saat ini membludak, mencapai angka 257 juta
pada kuartal kedua 2009. Angka ini mewakili pertumbuhan konsumen 3G, WiMAX dan
layanan akses data berkecepatan tinggi lainnya sebesar 85 persen. Pada 2014,
para analis memprediksi akan ada sekira 2,5 miliar orang yang berlangganan layanan
broadband mobile.
F. Semakin banyak layanan berbasis
internet
Para
ahli sepakat bahwa dalam beberapa tahun ke depan akan ada lebih banyak layanan
berbasis cloud computing (komputasi awan) atau berbasis internet. Studi
terbartu dari Telecom Trends International memperkirakan bahwa cloud computing
akan meningkatkan pendapatan hingga USD45,5 miliar pada 2015.
G. Internet akan kian 'menghijau'
Operasional
internet saat ini mengkonsumsi terlalu banyak energi dan para ahli setuju bahwa
di masa yang akan datang arsitektur internet membutuhkan lebih banyak efisiensi
energi.
G. Manajemen jaringan akan lebih
otomatis
Selain
lemah dari sisi keamanan, kelemahan terbesar internet saat ini adalah kurang
mapannya teknik manajemen jaringan. Itu sebabnya, salah satu lembaga bernama
National Science Foundation berambisi dalam membuat perangkat manajemen
jaringan terbaru. Dengan perangkat ini sistem rebooot, pengumpulan data dan
tugas lainnya bisa dilakukan secara otomatis.
H. Internet
tidak akan selalu bergantung pada konektivitas yang selalu 'on'
Dengan
kian banyaknya pengguna internet di pedalaman dan mereka yang bergantung pada
komunikasi wireless, arsitektur internet mengharuskan pengguna selalu memiliki
koneksi yang terus 'on'. Sebagai gantinya, para ilmuwan kini tengah
mengembangkan teknik komunikasi yang bisa menolerir delay atau melakukan
komunikasi dari pengguna satu ke yang lainnya dengan cara berbeda, terutama
bagi aplikasi mobile. Teknik ini akan bergantung pada sebuah teknologi bernama
inter-planetary Internet protocol.
I. Internet semakin memikat para
hacker
Pada 2020, akan ada lebih banyak
hacker yang menyerang internet. Saat ini internet ibarat telah dikepung hacker.
Perusahaan keamanan internet Symantec mendeteksi adanya 1,6 juta virus internet
baru di 2008. Jumlah ini bertambah dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Para
ahli memperkirakan, serangan ini tak hanya akan lebih canggih tetapi juga akan
semakin menajalar di dunia maya setiap harinya.
Menurut
Gordon Haf fdan Cloud Evangelist
prediksi cloud computing dimasa depan adalah sebagai berikut:
1. Keamanan makin memasyarakat
Jika Anda pernah membaca tulisan di media dan laporan analis
industri TI, tentu akan teringat bahwa kekhawatiran keamanan tentang cloud
(bagaimanapun istilah itu digunakan) selalu ada di bagian atas dari daftar
kekhawatiran calon pengguna. Bahkan ketika argumen yang terlalu naif mengenai
apakah coud itu aman atau tidak aman sudah tidak banyak lagi diucapkan, dan
digantikan oleh argumen yang lebih halus, tetap saja ada banyak kerumitan dan
ketidakpastian.
Salah satu sebabnya, istilah “keamanan” sering digunakan
sebagai kata ganti untuk berbagai isu seperti kepatuhan, audit, regulasi, legal
dan pemerintahan yang kadang sebenarnya tak benar-benar terkait dengan keamanan
sesungguhnya. Selain itu, sebagai industri, saat ini kita berhadapan dengan
banyak pendekatan baru pada komputansi dan menghadirkan layanan aplikasi
sehingga tak punya cukup pengalaman sejarah dan pendekatan yang sudah mapan
untuk memitigasi risiko terkait. Akibatnya, menangani keamanan dan kekhawatiran
seputar keamanan di cloud kadang seakan-akan sebuah tugas yang membutuhkan
pakarnya, padahal yang namanya pakar keamanan cloud sungguh sangat sedikit.
Itulah mengapa kami sangat senang dengan adanya upaya dari
organisasi seperti Cloud Security Alliance (CSA), sebuah organisasi yang kami
pun bergabung di dalamnya sejak Oktober. Misi dari CSA adalah mempromosikan
penerapan terbaik (best practices) untuk memastikan adanya jaminan keamanan di
dalam cloud computing, dan juga menyediakan edukasi penggunaan cloud computing
untuk membantu pengamanan bentuk komputansi lainnya. Pekerjaan yang dilakukan
CSA akan menguntungkan semua pihak, namun peranannya yang paling penting adalah
“memasyarakatkan” proses pengamanan dan menjalankan cloud, sehingga organisasi
yang menjalankan dan memakai cloud tidak lagi butuh “pakar keamanan cloud” yang
sulit dicari itu. Di 2013, akan ada banyak peranti yang bisa dimanfaatkan untuk
mengamankan cloud secara lebih mudah dan sistematis yang meraih lebih banyak
perhatian.
2. Keamanan Dan Privasi Data Menjadi
Isu Yang Mengganggu dan Penting
Di satu sisi, membuat perlindungan dari pembobolan data di
datacenter adalah sebuah masalah keamanan yang jelas dan tanpa banyak kerumitan
baru jika dilihat pada praktik yang telah diikuti oleh profesional TI sejak
beberapa dekade yang lalu. Meski demikian, dalam banyak hal, kita saat ini
mengalami masa yang jauh berbeda dibandingkan masa lalu.
Perbedaannya, antara lain, termasuk soal keterhubungan dan
skala. Model keamanan memang telah berubah dari sekadar membuat tembok pembatas
menjadi pengamanan mendalam, dan ini terjadi sejak masa-masa awal web serta
e-commerce. Akan tetapi, aplikasi berbasis cloud tersusun dari layanan yang
bisa diambil dari berbagai sumber sehingga memperluas permukaan yang bisa
diserang secara signifikan. Masalah keamanannya jadi makin rumit, lebih
rumit dari sekadar mengatur port dengan benar di firewall.
Mungkin yang paling menimbulkan masalah adalah menentukan
bagaimana memperlakukan serta hukum mana yang berlaku pada data dan kebutuhan
akan hubungan antar data tertentu. Seperti dituliskan oleh Dave Einstein di
Forbes: “Makin membuat rumit dan tidak pasti adalah evolusi tambal-sulam dari
regulasi mengenai privasi dan keamanan data, yang sangat tergantung pada di
wilayah mana Anda berbisnis. Eropa, Australia dan Kanada ada di garda depan
dalam upaya melindungi data, sedangkan AS masih tertinggal, menghasilkan sebuah
wilayah berkerikil tajam bagi perusahaan internet multi-nasional.”
Kami memperkirakan secara umum situasi keamanan data dan
privasi akan makin memburuk, sebelum kemudian membaik. Wajar saja, karena
beberapa isu sebenarnya sudah ada sebelum internet diadopsi secara luas.
Isu-isu ini sekarang jadi makin terlihat dan rumit saja. Kita sudah melihat
adanya denda besar yang dikenakan pada pelanggaran data kesehatan yang relatif
kecil. Nantikan kabar akan adanya lebih banyak lagi denda serupa yang muncul di
tahun yang akan datang, namun hanya sedikit pergerakan di isu-isu makro mengenai
cara menggunakan data dengan benar.
Bawa perangkat sendiri (Bring Your Own Device alias BYOD)
adalah salah satu tren yang beberapa pihak sering sebut sebagai isu keamanan
cloud penting, karena ia mencabut kendali dari TI dan menyerahkannya ke
pengguna. Lebih dari satu kali kita dengar ada profesional TI yang beropini
mengomentari sebuah artikel, yang intinya berkata: “Tunggu saja. Departemen TI
di perusahaan akan sadar dan merebut iPad dari anak-anak itu. Pergi sana. Masalahnya,
“anak-anak” yang dimaksud dalam kalimat itu bisa jadi mencakup CEO dan
eksekutif lainnya. Dan lihatlah pada organisasi yang bukan pemerintahan atau
industri dengan regulasi super-ketat, kemungkinan besar kebanyakan orang akan
menggunakan smartphone yang bukan dari perusahaan. Dan juga tablet yang mereka
pakai, kemungkinan besar itu dibeli sendiri dan digunakan sebagai alat kerja
sekaligus perangkat pribadi – sejauh kita masih bisa membedakan dengan jelas
antara aktivitas pekerjaan dan pribadi. Bawa PC sendiri adalah isu yang lebih rumit,
untuk alasan yang cukup banyak, tapi PC juga makin terkonsumerisasi.
Di hampir semua kasus, BYOD akan mendesak departemen TI
untuk melakukan kombinasi menghadirkan produk baru, mengedukasi pengguna dan
menerapkan proses baru. Paling tidak, mereka harus memahami potensi akan adanya
data yang terbuka dan bagaimana menanganinya. Tapi untuk menolak mentah-mentah
sudah bukan lagi pilihan yang realistis untuk sebagian besar perusahaan.
Artinya, menerima adalah satu-satunya jalan yang bisa diambil.
3. Hybrid Makin Banyak Diperbincangkan
Konsumerisasi TI adalah salah satu komponen (memang hanya
satu komponen) dari satu lagi tren cloud computing – hybrid cloud computing.
Hybrid mengacu pada manajemen cloud yang melintasi dua bagian, baik on premise
(atau sumberdaya terdedikasi di penyedia hosting) dan cloud publik yang
memiliki banyak pengguna – meskipun cloud juga bisa memiliki variasi
keberagaman lainnya.
Sudut pandang konsumerisasi adalah, penggunaan cloud public
seringnya terjadi karena pengguna memanfaatkan sumberdaya komputansi dengan
kartu kredit mereka sendiri karena departemen TI tidak cukup gesit untuk
memenuhi kebutuhan itu. Praktek semacam itu bisa jadi ada di luar dari praktek
pengelolaan TI yang ada. Di satu sisi, hal itu bisa baik untuk fleksibilitas
dan kecepatan, tapi di sisi lain akan merepotkan jika ada pembobolan data atau
aplikasi yang dikembangkan di cloud publik tak bisa dengan mudah diterapkan ke
produksi on-premise.
Ide di balik hybrid cloud adalah bahwa sumber daya bisa
disediakan bagi pengguna semudah jika mereka mengakses cloud publik tapi dengan
semua proses itu tetap ada di bawah manajemen TI yang terpusat, dan ini bisa
dilakukan dengan memanfaatkan manajemen hybrid cloud terbuka CloudForms.
Perusahaan juga banyak yang mencari cara menerapkan
arsitektur hybrid cloud agar bisa memiliki komputansi yang dinamik ke depannya.
Hanya ada sedikit jumlah arsitektur hybrid saat ini, namun gerakan ke arah itu
jelas ada. Itulah mengapa analis seperti Gartner merekomendasikan agar
perusahaan “merancang penerapan private cloud dengan mempertimbangkan
interoperabilitas dan masa depan dalam bentuk hybrid.” Nantikan lebih
banyak lagi perbincangan soal hybrid cloud di tahun yang akan datang.
4. OpenStack buktikan kekuatan inovasi komunitas
Keterbukaan adalah salah satu hal penting yang akan
mewujudkan TI hybrid karena membantu pengguna menghindari dikunci oleh satu
vendor atau ekosistem tertentu. Dan ini bukan hanya open source, tapi
keterbukaan di semua dimensi termasuk API, standar dan persyaratan bahwa perizinan
untuk menggunakan kekayaan intelektual, seperti hak cipta dan paten, harus
dikabulkan dengan cara yang memungkinkan teknologi terbuka dan bisa diakses
pengguna. Keterbukaan adalah juga mengenai adanya komunitas yang bergelora dan
berada di hulu di jantungnya inovasi, seperti yang dimungkinkan oleh
pengembangan model open source.
Proyek OpenStack Infrastructure-as-a-Service (IaaS) adalah
contoh pengembangan yang didorong oleh komunitas. Komunitas itu menjadi faktor
besar yang membuat Red Hat mau bergabung dengan OpenStack Foundation, sebagai
anggota Platinum. Red Hat adalah penyumbang besar untuk OpenStack, terbesar
kedua dalam hitungan terakhir, namun komunitas itu cukup luas dengan ada lebih
dari 180 perusahaan dan 400 pengembang yang berkontribusi.
Kami percaya, di 2013 akan makin banyak keterlibatan
developer dalam produk komersial sama seperti model pengembangan open source
telah melahirkan banyak produk inovatif di sistem operasi, middleware dan area
lainnya. Memang akan ada hal yang berbeda dalam pengembangan dan pengelolaan
OpenStack – seperti akan selalu ada perbedaan dalam hampir semua proyek open
source besar – tapi pada akhirnya luasan dan kedalaman komunitas harus dihitung
sebagai kekuatan yang besar.
5. Makin meluasnya private (dan
hybrid) Platform-as-a-Service (PaaS).
Seperti aspek lain dari cloud computing, PaaS telah
berevolusi sesuai pasar. Ide dasar PaaS – yaitu bahwa banyak pengembang
aplikasi tak mau melihat dan berurusan dengan sistem operasi dan urusan terkait
— masih ada. Meski demikian, platform Paas yang membatasi developer ke bahasa
tertentu di platform hosting tertentu tidak disambut meriah. Hal ini bisa
dilihat dari sejumlah bahasa – dan framework– PaaS spesifik telah dialihkan ke
strategi yang lebih Polyglot (banyak bahasa/framework).
Meski demikian, bagi banyak organisasi, memindahkan semua
pengembangan mereka ke cloud publik adalah langkah yang terlalu besar, meskipun
mereka bisa memilih peranti yang dipakai. Selain itu, mereka mungkin tak mau
kehilangan fitur tertentu, seperti auto-scaling dan multi-tenancy, yang bisa
disediakan PaaS dan akan hilang saat aplikasi dipindahkan ke produksi
on-premise. Peranti manajemen PaaS seperti OpenShift memungkinkan sistem admin
menangani isu-isu ini dan menunjukkan bahwa PaaS tidak perlu hanya jadi alat
bagi developer.
Seperti yang terjadi pada IaaS, kita akan melihat PaaS tak
lagi dipandang hanya memiliki kemampuan public cloud, tapi juga private dan
hybrid. Mungkin lebih utama dimanfaatkan sebagai private dan hybrid, paling
tidak untuk pengembangan aplikasi enterprise. Sudah ada beberapa contoh private
PaaS di pasaran, namun kami memprediksi tren ini akan makin cepat tumbuh di
2013.