Jumat, 28 Juni 2013

BAB I
Konsep Bimbingan dan Konseling

A.   Konsep Bimbingan Penyuluhan
1.      Pengertian Bimbingan Penyuluhan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (konseli) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.[1] Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.[2]
Sementara pengertian lainmendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.[3]
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuanyang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri,menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencanasesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.[4]
2.      Tujuan Bimbingan Penyuluhan
Diadakannya suatu bimbingan terhadap seorang konseli, mempunya berbagai tujuan, meliputi tujuan umum dan tujuan khusu.
Tujuan umum di adakannya suatu bimbingan adalah sebagai berikut[5] :
a.       Konseli diharapkan dapat merencanakan kegiatan penyelesaian dari suatu yang dikerjakan, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
b.      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c.       Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
d.      Memahami diri, lingkungan dan arah perkembangannya.
e.       Memiliki produktifitas dan kesejahteraan hidup.
f.       Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi salam study, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat atau pun lingkungan kerja.
Secara khusus bimbingan bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.
a.       Tujuan bimbingan terkait aspek pribadi-sosial konseli

1.      Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2.      Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3.      Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta mampu meresponnya secara positif.
4.      Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
5.      Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
6.      Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
7.      Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
8.      Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
9.      Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
10.  Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

b.      Tujuan bimbingan terkait aspek akademik

1.      Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
2.      Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
3.      Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4.      Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
5.      Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
6.      Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

c.       Tujuan bimbingan terkait aspek karir

1.      Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2.      Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
3.      Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
4.      Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
5.      Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6.      Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7.      Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
8.      Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
9.      Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

3.      Fungsi Bimbingan Penyuluhan
Kegiatan bimbingan penyuluhan, pada dasarnya mempunyai fungsi untuk[6] :
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas.
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat(brain storming), home room, dan karyawisata.
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli
4.      Prinsip Bimbingan Penyuluhan
Dalam kegiatan bimbingan, konselor harus menerapkan prinsip-prinsip yang harus dipegang  agar proses bimbingan berjalan sesuai dengan hasil yang di harapkan tanpa ada masalah pada yang terjadi baik pada diri klien maupun konselor sendiri. Ada pun prinsip tersebut di antaranya adalah[7] :
a.       Bimbingan dilakukan untuk semua individu
Bimbingan dapat diberikan kepada semua individu dari segala umur sesuai dengan jenis dan sifat permasalahan yang dihadapinya.
b.      Bimbingan adalah system demokratis
Bimbingan merupakan tindakan yang demokratis, tidak ada paksaan dari pihak mana pun atau berlakunya system otoriter.
c.       Bimbingan menekankan pada pandangan yang positif
Maksudnya,setelah individu menerima bimbingan dari seorang konselor, diharapkan ke dengan usahanya sendirimampu mencukupi perkembangan yang optimal.
d.      Bimbingan adalah usaha bersama
Bimbingan tidak dapat dilakukan sendiri oleh konselor, tetapi antara klien dan konselor harus mempunyai prinsip yang sama, pandangan yang sama, dan harapan yang sama atas masalah yang dialami klien.
e.       Pengambilan keputusan adalah bagian yang esensial dalam bimbingan
Bimbingan diarahkan membantu individu untuk membuat keputusan yang diambilnya atas dasar kecakapan dan tanggung jawab sendiri.
f.       Bimbingan merupakan usaha untuk membantu perkembangan individu secara optimal.
g.      Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
h.      Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
i.        Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri.
j.        Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
k.      Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
l.        Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
m.    Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
n.      Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.
o.      Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program (Nur Ihsan, 2006 : 9).[8]

B.     Konsep Konseling
1.      Pengertian konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang,dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).[9]
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.[10]Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya dan dapat merubah pola sikap dan tingkah pada diri konseli.[11]
2.      Tujuan konseling
Tujuan di adakannya kegiatan konseling oleh konselor adalah[12] :
a.       Mewujudkan potensi diri pribadinya secara optimal, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun masyarakat.
b.      Menyesuaikan diri pribadinya dengan tuntutan lingkungan disekitarnya.
c.       Memecahkan persoalan pribadi baik yang bersifat akademik maupun non akademik atau permasalahan lainnya yang dihadapi secara realistis.
d.      Mengambil keputusan-keputusan mengenai berbagai pilihan alternatif pemecahan masalah secara rasional.
e.       Melaksanakan keputusan secara konkrit dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah ditetapkan.
f.       Menyusun rencana pribadi untuk masa depan yang lebih baik.
g.      Merubah sikap dan perbuatan konseli.

3.      Fungsi konseling
Fungsi kegiatan konseling antara lain meliputi :
a.       Fungsi pemahaman individu
Konseling membantu konseli di dalam mepahaman-pemahaman individu, baik individu (diri sendiri ) maupun individu lain (orang lain). Pemahaman konseli terhadap diri sendiri sering kali terasa sulit, maka sebelum sampai ke arah sana pertana-tama konselorlah yang harus berusaha memahami kondisi, kemampuan dan sifat-sifat konseli. Atas dasar hasil pemahaman ini, konselor membantu konseli dalam memahami dirinya.
b.      Fungsi pencegahan dan pengembangan
Konseli atau klien memiliki potensi dan sifat-sifat. Potensi dan sifat-sifat tersebut dapat berkembang ke arah yang positif atau pun negative. Proses konseling dapat di ibaratkan sebuah mata uang yang bermuka dua, satu muka adalah berfungsi mencegah perkembangan kea rah negative (destruktif) dan sisi muka yang lainnya berperan untuk mendorong perkembangan kea rah yang positif (konstruktif).
c.       Fungsi membantu penyesuaian diri
Perkembangan dan kehidupan individu berintikan penyesuaian diri, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya. Masalah atau kesulitan akan timbul bila individu tidak bisa atau salah menyesuaikan diri. Agar perkembangan individu lancar dan dapat menikmati kesejahteraan hidup, maka ia harus dapat menyesuaikan diri, mencari keserasian atau keharmonisan dengan segala tuntutan dan kondisi baik dari dalam dirinya mau pun dari luar dirinya.[13]
4.      Prinsip konseling

A.    Prinsip umum

a.       Konseling merupakan suatu proses bantuan yang berlangsung dalam situasi antara dua individu.
b.      Konseling merupakan suatu pelayanan yang professional.
c.       Konseling diarahkan pada perubahan sikap dan perilaku pada diri konseli.
d.      Konseling di pusatkan pada masalah dan kebutuhan klien.
e.       Konseling yang baik adalah yang dihasilkan dari keputusan klien sendiri.
f.       Konseling hendaknya didasarkan pada prediksi yang saksama dari konselor.

B.     Prinsip khusus
a.       Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan

1.      Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status social.
2.      Memperhatikan tahapan perkembangan.
3.      Perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.

b.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu

1.      Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar.
2.      Timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.

c.       Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Konseling

1.      Bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik.
2.      Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan.
3.      Program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu.
4.      Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian hasil layanan.

d.      Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan

1.      Diarahkan  untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri.
2.      Pengambilan keputusan  yang diambil oleh klien hendaknya atas kemauan diri sendiri.
3.      Permaslahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu.
4.      Perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua  dan bila perlu dengan  pihak lain yang berkewenangan dengan permasalahan individu.
5.      Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.




[1]Abu Ahmadi, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Rhineka Cipta. Jakarta.hal. 1
[2]Prayitno, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, Ghalia.Jakarta. Hal. 99
[3]http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling
[4]http://wahid07.wordpress.com/2011/02/08/pengertian-fungsi-prinsip-serta-asas-dalam-bk
[5]http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/tujuan-bimbingan-dan-konseling
[6]http://ekstensibk.blogspot.com/2010/04/tujuan-fungsi-asas-dan-prinsip.html
[7]http://ekstensibk.blogspot.com/2010/04/tujuan-fungsi-asas-dan-prinsip.html
[8]Nur Ihsan, bimbingan komperhensif : model bimbingan dan konseling di sekolah menengah umum. Hal. 9
[9]Prayitno, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, Ghalia.Jakarta. Hal. 101
[10] Jones, Principle Og Guidance, Mc Graw-Hill. Tokyo. Hal. 11
[11]http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling
[12] http://p0erw0s.wordpress.com/fungsi-dan-tujuan
[13]Nana Syaodih Sukmadinata, landasan psikologi proses pendidikan, remaja rosdakarya, bandung. Hal 237




PENGERTIAN, PERANAN DAN PREDIKSI CLOUD KOMPUTING MASA DEPAN
1.      Pengertian Cloud Computing
Komputasi awan (Cloud Computing) adalah di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna atau client seperti desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain. Cloud Computing (Komputasi awan) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis Internet (awan).
Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Komputasi awan (Cloud Computing) adalah suatu konsep umum tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas mencakup SaaS, Web 2.0 dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.
Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (di dalam awan) tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.
Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untuk men-support business process. Kata-kata “Cloud” sendiri merujuk kepada simbol awan yang di dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud). Cloud computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (‘komputasi’) dan pengembangan berbasis Internet (‘awan’). Cloud/awan merupakan metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya adalah suatu moda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet (“di dalam awan”) tanpa pengetahuan tentangnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut jurnal yang dipublikasikan IEEE.
Internet Computing / Cloud Computing adalah suatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di server internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.
Cloud Computing” secara sederhana adalah “layanan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet”. Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara sharing yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server.Wikipedia mendefinisikan cloud computing sebagai “komputasi berbasis Internet, ketika banyak server digunakan bersama untuk menyediakan sumber daya, perangkat lunak dan data pada komputer atau perangkat lain pada saat dibutuhkan, sama seperti jaringan listrik.
Gartner mendefinisikannya sebagai “sebuah cara komputasi ketika layanan berbasis TI yang mudah dikembangkan dan lentur disediakan sebagai sebuah layanan untuk pelanggan menggunakan teknologi Internet.”Forester mendefinisikannya sebagai “standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi Internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian”.
Agar lebih mudah membayangkan skema Cloud Computing, silahkan lihat ilustrasi berikut:
Description: Definisi Cloud Computing
2.      Peranan Cloud Computing Bagi Kehidupan
Dizaman yang serba mesin sudah tidak heran jika tenaga manusia terbantu dengan adanya jasa dari berbagai mesin yang berada berbagai tempat dan keadaan.
Berbagai lini kehidupan sudah melibatkan pemanfaatan cloud computing, seperti:
a.      Bidang Jassa
Berbagai took on line telah beredar didunia maya dan memang dirasakan keuntungannya, yaitu irit tenaga, irit biaya dan keuntungannya jauh lebih besar.
b.      Bidang Keamanan dan Pertahanan
Berbagai Negara telah memanfaatkan fungsi dari cloud computing sebagai media pembantu pertahanan keamanan negaranya. Karena manfaatnya yang luar biasa. Cloud computing hampir digunakan oleh tiap Negara didunia.
3.      Prediksi Cloud Computing Dimasa Depan
Terlepas dari segala macam kontroversinya, boleh diakui masyarakat masa kini tak bisa lepas dari internet. Internet bisa menguntungkan namun terkadang bisa juga merugikan. Empat puluh tahun sejak ditemukan, internet terus berevolusi.Berikut di bawah ini adalah 10 prediksi para ahli mengenai evolusi internet dan bagaimana internet berubah dalam beberapa dekade ke depan.
A. Semakin banyak orang menggunakan internet.
Berdasarkan data dari Internet World Stats (IWS), total pengguna internet di dunia saat ini telah mencapai 1,7 miliar orang. Coba bandingkan dengan keseluruhan populasi masyarakat seluruh dunia yang berjumlah 6,7 miliar orang. Tak diragukan lagi, pada 2020 akan semakin banyak orang yang akan memiliki akses internet. National Science Foundation bahkan memprediksi bahwa pengguna internet akan membludak hingga lima miliar orang.

B. Internet kian melenyapkan batas geografis
Pertumbuhan internet pada 10 tahun ke depan sebagian besar akan datang dari negara-negara berkembang yaitu di wilayah-wilayah yang saat ini dinilai memiliki tingkat penetrasi internet sangat rendah. Menurut IWS, wilayah potensial tersebut diantaranya Afrika yang saat ini memiliki penetrasi internet sebesar 6,8 persen, Asia 19,4 persen dan Timur Tengah dengan persentase 28,3 persen. Tren ini berarti bahwa pada 2020 internet tak hanya akan menjangkau daerah terpencil di seluruh dunia tetapi juga 'meleburkan' penduduk dari berbagai negara.

C. Internet lebih dari sebuah jaringan, tak lagi sekedar komputer
Berdasarkan data CIA World Factbook 2009, saat ini internet ada 575 juta komputer yang terkoneksi internet. Badan survei lainnya, NSF memprediksi bahwa dalam beberapa tahun mendatang, koneksi internet tak hanya akan didapat melalui komputer, miliaran gedung pun akan memungkinkan kita untuk berkoneksi dengan dunia maya. Para pengamat memperkirakan jumlah gedung yang terkoneksi internet akan lebih banyak ketimbang jumlah pengguna internet itu sendiri.

D. Internet akan membawa konten berkapasitas exabytes bahkan zettabytes
Para ahli menyebut istilah 'exaflood' untuk menunjuk pertumbuhan jumlah data yang sangat cepat, yang ditransfer melalui Internet. Cisco memperkirakan di 2012 trafik internet global akan naik hingga 44 exabytes per bulan, dua kali lipat dari trafik internet sekarang.

E. Internet akan semakin wireless
Jumlah pelanggan broadband mobile di dunia saat ini membludak, mencapai angka 257 juta pada kuartal kedua 2009. Angka ini mewakili pertumbuhan konsumen 3G, WiMAX dan layanan akses data berkecepatan tinggi lainnya sebesar 85 persen. Pada 2014, para analis memprediksi akan ada sekira 2,5 miliar orang yang berlangganan layanan broadband mobile.

F. Semakin banyak layanan berbasis internet
Para ahli sepakat bahwa dalam beberapa tahun ke depan akan ada lebih banyak layanan berbasis cloud computing (komputasi awan) atau berbasis internet. Studi terbartu dari Telecom Trends International memperkirakan bahwa cloud computing akan meningkatkan pendapatan hingga USD45,5 miliar pada 2015.

G. Internet akan kian 'menghijau'
Operasional internet saat ini mengkonsumsi terlalu banyak energi dan para ahli setuju bahwa di masa yang akan datang arsitektur internet membutuhkan lebih banyak efisiensi energi.

G. Manajemen jaringan akan lebih otomatis
Selain lemah dari sisi keamanan, kelemahan terbesar internet saat ini adalah kurang mapannya teknik manajemen jaringan. Itu sebabnya, salah satu lembaga bernama National Science Foundation berambisi dalam membuat perangkat manajemen jaringan terbaru. Dengan perangkat ini sistem rebooot, pengumpulan data dan tugas lainnya bisa dilakukan secara otomatis.

H. Internet tidak akan selalu bergantung pada konektivitas yang selalu 'on'
Dengan kian banyaknya pengguna internet di pedalaman dan mereka yang bergantung pada komunikasi wireless, arsitektur internet mengharuskan pengguna selalu memiliki koneksi yang terus 'on'. Sebagai gantinya, para ilmuwan kini tengah mengembangkan teknik komunikasi yang bisa menolerir delay atau melakukan komunikasi dari pengguna satu ke yang lainnya dengan cara berbeda, terutama bagi aplikasi mobile. Teknik ini akan bergantung pada sebuah teknologi bernama inter-planetary Internet protocol.

I. Internet semakin memikat para hacker
Pada 2020, akan ada lebih banyak hacker yang menyerang internet. Saat ini internet ibarat telah dikepung hacker. Perusahaan keamanan internet Symantec mendeteksi adanya 1,6 juta virus internet baru di 2008. Jumlah ini bertambah dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Para ahli memperkirakan, serangan ini tak hanya akan lebih canggih tetapi juga akan semakin menajalar di dunia maya setiap harinya.
Menurut Gordon Haf fdan  Cloud Evangelist prediksi cloud computing dimasa depan adalah sebagai berikut:

1. Keamanan makin memasyarakat
Jika Anda pernah membaca tulisan di media dan laporan analis industri TI, tentu akan teringat bahwa kekhawatiran keamanan tentang cloud (bagaimanapun istilah itu digunakan) selalu ada di bagian atas dari daftar kekhawatiran calon pengguna. Bahkan ketika argumen yang terlalu naif mengenai apakah coud itu aman atau tidak aman sudah tidak banyak lagi diucapkan, dan digantikan oleh argumen yang lebih halus, tetap saja ada banyak kerumitan dan ketidakpastian.
Salah satu sebabnya, istilah “keamanan” sering digunakan sebagai kata ganti untuk berbagai isu seperti kepatuhan, audit, regulasi, legal dan pemerintahan yang kadang sebenarnya tak benar-benar terkait dengan keamanan sesungguhnya. Selain itu, sebagai industri, saat ini kita berhadapan dengan banyak pendekatan baru pada komputansi dan menghadirkan layanan aplikasi sehingga tak punya cukup pengalaman sejarah dan pendekatan yang sudah mapan untuk memitigasi risiko terkait. Akibatnya, menangani keamanan dan kekhawatiran seputar keamanan di cloud kadang seakan-akan sebuah tugas yang membutuhkan pakarnya, padahal yang namanya pakar keamanan cloud sungguh sangat sedikit.
Itulah mengapa kami sangat senang dengan adanya upaya dari organisasi seperti Cloud Security Alliance (CSA), sebuah organisasi yang kami pun bergabung di dalamnya sejak Oktober. Misi dari CSA adalah mempromosikan penerapan terbaik (best practices) untuk memastikan adanya jaminan keamanan di dalam cloud computing, dan juga menyediakan edukasi penggunaan cloud computing untuk membantu pengamanan bentuk komputansi lainnya. Pekerjaan yang dilakukan CSA akan menguntungkan semua pihak, namun peranannya yang paling penting adalah “memasyarakatkan” proses pengamanan dan menjalankan cloud, sehingga organisasi yang menjalankan dan memakai cloud tidak lagi butuh “pakar keamanan cloud” yang sulit dicari itu. Di 2013, akan ada banyak peranti yang bisa dimanfaatkan untuk mengamankan cloud secara lebih mudah dan sistematis yang meraih lebih banyak perhatian.
2. Keamanan Dan Privasi Data Menjadi Isu Yang Mengganggu dan Penting
Di satu sisi, membuat perlindungan dari pembobolan data di datacenter adalah sebuah masalah keamanan yang jelas dan tanpa banyak kerumitan baru jika dilihat pada praktik yang telah diikuti oleh profesional TI sejak beberapa dekade yang lalu. Meski demikian, dalam banyak hal, kita saat ini mengalami masa yang jauh berbeda dibandingkan masa lalu.
Perbedaannya, antara lain, termasuk soal keterhubungan dan skala. Model keamanan memang telah berubah dari sekadar membuat tembok pembatas menjadi pengamanan mendalam, dan ini terjadi sejak masa-masa awal web serta e-commerce. Akan tetapi, aplikasi berbasis cloud tersusun dari layanan yang bisa diambil dari berbagai sumber sehingga memperluas permukaan yang bisa diserang  secara signifikan. Masalah keamanannya jadi makin rumit, lebih rumit dari sekadar mengatur port dengan benar di firewall.
Mungkin yang paling menimbulkan masalah adalah menentukan bagaimana memperlakukan serta hukum mana yang berlaku pada data dan kebutuhan akan hubungan antar data tertentu. Seperti dituliskan oleh Dave Einstein di Forbes: “Makin membuat rumit dan tidak pasti adalah evolusi tambal-sulam dari regulasi mengenai privasi dan keamanan data, yang sangat tergantung pada di wilayah mana Anda berbisnis. Eropa, Australia dan Kanada ada di garda depan dalam upaya melindungi data, sedangkan AS masih tertinggal, menghasilkan sebuah wilayah berkerikil tajam bagi perusahaan internet multi-nasional.”
Kami memperkirakan secara umum situasi keamanan data dan privasi akan makin memburuk, sebelum kemudian membaik. Wajar saja, karena beberapa isu sebenarnya sudah ada sebelum internet diadopsi secara luas. Isu-isu ini sekarang jadi makin terlihat dan rumit saja. Kita sudah melihat adanya denda besar yang dikenakan pada pelanggaran data kesehatan yang relatif kecil. Nantikan kabar akan adanya lebih banyak lagi denda serupa yang muncul di tahun yang akan datang, namun hanya sedikit pergerakan di isu-isu makro mengenai cara menggunakan data dengan benar.
Bawa perangkat sendiri (Bring Your Own Device alias BYOD) adalah salah satu tren yang beberapa pihak sering sebut sebagai isu keamanan cloud penting, karena ia mencabut kendali dari TI dan menyerahkannya ke pengguna. Lebih dari satu kali kita dengar ada profesional TI yang beropini mengomentari sebuah artikel, yang intinya berkata: “Tunggu saja. Departemen TI di perusahaan akan sadar dan merebut iPad dari anak-anak itu. Pergi sana. Masalahnya, “anak-anak” yang dimaksud dalam kalimat itu bisa jadi mencakup CEO dan eksekutif lainnya. Dan lihatlah pada organisasi yang bukan pemerintahan atau industri dengan regulasi super-ketat, kemungkinan besar kebanyakan orang akan menggunakan smartphone yang bukan dari perusahaan. Dan juga tablet yang mereka pakai, kemungkinan besar itu dibeli sendiri dan digunakan sebagai alat kerja sekaligus perangkat pribadi – sejauh kita masih bisa membedakan dengan jelas antara aktivitas pekerjaan dan pribadi. Bawa PC sendiri adalah isu yang lebih rumit, untuk alasan yang cukup banyak, tapi PC juga makin terkonsumerisasi.
Di hampir semua kasus, BYOD akan mendesak departemen TI untuk melakukan kombinasi menghadirkan produk baru, mengedukasi pengguna dan menerapkan proses baru. Paling tidak, mereka harus memahami potensi akan adanya data yang terbuka dan bagaimana menanganinya. Tapi untuk menolak mentah-mentah sudah bukan lagi pilihan yang realistis untuk sebagian besar perusahaan. Artinya, menerima adalah satu-satunya jalan yang bisa diambil.
3. Hybrid Makin Banyak Diperbincangkan
Konsumerisasi TI adalah salah satu komponen (memang hanya satu komponen) dari satu lagi tren cloud computing – hybrid cloud computing. Hybrid mengacu pada manajemen cloud yang melintasi dua bagian, baik on premise (atau sumberdaya terdedikasi di penyedia hosting) dan cloud publik yang memiliki banyak pengguna – meskipun cloud juga bisa memiliki variasi keberagaman lainnya.
Sudut pandang konsumerisasi adalah, penggunaan cloud public seringnya terjadi karena pengguna memanfaatkan sumberdaya komputansi dengan kartu kredit mereka sendiri karena departemen TI tidak cukup gesit untuk memenuhi kebutuhan itu. Praktek semacam itu bisa jadi ada di luar dari praktek pengelolaan TI yang ada. Di satu sisi, hal itu bisa baik untuk fleksibilitas dan kecepatan, tapi di sisi lain akan merepotkan jika ada pembobolan data atau aplikasi yang dikembangkan di cloud publik tak bisa dengan mudah diterapkan ke produksi on-premise.
Ide di balik hybrid cloud adalah bahwa sumber daya bisa disediakan bagi pengguna semudah jika mereka mengakses cloud publik tapi dengan semua proses itu tetap ada di bawah manajemen TI yang terpusat, dan ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan manajemen hybrid cloud terbuka CloudForms.
Perusahaan juga banyak yang mencari cara menerapkan arsitektur hybrid cloud agar bisa memiliki komputansi yang dinamik ke depannya. Hanya ada sedikit jumlah arsitektur hybrid saat ini, namun gerakan ke arah itu jelas ada. Itulah mengapa analis seperti Gartner merekomendasikan agar perusahaan “merancang penerapan private cloud dengan mempertimbangkan interoperabilitas dan masa depan dalam bentuk hybrid.” Nantikan lebih banyak lagi perbincangan soal hybrid cloud di tahun yang akan datang.
4. OpenStack buktikan kekuatan inovasi komunitas
Keterbukaan adalah salah satu hal penting yang akan mewujudkan TI hybrid karena membantu pengguna menghindari dikunci oleh satu vendor atau ekosistem tertentu. Dan ini bukan hanya open source, tapi keterbukaan di semua dimensi termasuk API, standar dan persyaratan bahwa perizinan untuk menggunakan kekayaan intelektual, seperti hak cipta dan paten, harus dikabulkan dengan cara yang memungkinkan teknologi terbuka dan bisa diakses pengguna. Keterbukaan adalah juga mengenai adanya komunitas yang bergelora dan berada di hulu di jantungnya inovasi, seperti yang dimungkinkan oleh pengembangan model open source.
Proyek OpenStack Infrastructure-as-a-Service (IaaS) adalah contoh pengembangan yang didorong oleh komunitas. Komunitas itu menjadi faktor besar yang membuat Red Hat mau bergabung dengan OpenStack Foundation, sebagai anggota Platinum. Red Hat adalah penyumbang besar untuk OpenStack, terbesar kedua dalam hitungan terakhir, namun komunitas itu cukup luas dengan ada lebih dari 180 perusahaan dan 400 pengembang yang berkontribusi.
Kami percaya, di 2013 akan makin banyak keterlibatan developer dalam produk komersial sama seperti model pengembangan open source telah melahirkan banyak produk inovatif di sistem operasi, middleware dan area lainnya. Memang akan ada hal yang berbeda dalam pengembangan dan pengelolaan OpenStack – seperti akan selalu ada perbedaan dalam hampir semua proyek open source besar – tapi pada akhirnya luasan dan kedalaman komunitas harus dihitung sebagai kekuatan yang besar.
5. Makin meluasnya private (dan hybrid) Platform-as-a-Service (PaaS).
Seperti aspek lain dari cloud computing, PaaS telah berevolusi sesuai pasar. Ide dasar PaaS – yaitu bahwa banyak pengembang aplikasi tak mau melihat dan berurusan dengan sistem operasi dan urusan terkait — masih ada. Meski demikian, platform Paas yang membatasi developer ke bahasa tertentu di platform hosting tertentu tidak disambut meriah. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah bahasa – dan framework– PaaS spesifik telah dialihkan ke strategi yang lebih Polyglot (banyak bahasa/framework).
Meski demikian, bagi banyak organisasi, memindahkan semua pengembangan mereka ke cloud publik adalah langkah yang terlalu besar, meskipun mereka bisa memilih peranti yang dipakai. Selain itu, mereka mungkin tak mau kehilangan fitur tertentu, seperti auto-scaling dan multi-tenancy, yang bisa disediakan PaaS dan akan hilang saat aplikasi dipindahkan ke produksi on-premise. Peranti manajemen PaaS seperti OpenShift memungkinkan sistem admin menangani isu-isu ini dan menunjukkan bahwa PaaS tidak perlu hanya jadi alat bagi developer.
Seperti yang terjadi pada IaaS, kita akan melihat PaaS tak lagi dipandang hanya memiliki kemampuan public cloud, tapi juga private dan hybrid. Mungkin lebih utama dimanfaatkan sebagai private dan hybrid, paling tidak untuk pengembangan aplikasi enterprise. Sudah ada beberapa contoh private PaaS di pasaran, namun kami memprediksi tren ini akan makin cepat tumbuh di 2013.